Jumat, 30 April 2010

KATA PENGANTAR (AQIDAH MUKMIN)


  
Alhamdulillah, puji-pujian bagi Allah SWT sebagai pujian yang layak bagi Zat-Nya yang mulia atas selesainya kitab ini saya tulis. Sholawat dan salam atas Rasullah SAW, penghulu segala Nabi dan Rasul, penutup para Nabi yang mana syafaatnya begitu diharapkan pada hari Akhirat kelak.
    Adapun kitab ini telah lama saya mulai tulis tetapi karena kurangnya ilmu dan himmah maka selesainya dalam waktu yang cukup lama, itupun atas desakan beberapa sahabat yang begitu ingin agar saya segera menyelesaikan kitab ini. Kitab ini saya namakan  dengan AQIDAH MUKMIN karena isinya berkaitan dengan masalah-masalah aqidah (keyakinan) ataupun masalah ushul, yang saya kumpulkan dari berbagai kitab karangan-karangan ulama terdahulu tetapi dengan sistematika kitab pada saat ini. Kitab ini diinspirasikan susunannya dan isinya dari kitab sifat duapuluh karangan Syeikh Utsman Betawi yang begitu ringkas, tetapi memuat simpul-simpul aqidah yang mendasar yang mana harus diyakini oleh orang yang mengaku beriman.
    Kitab ini juga saya tulis karena untuk memudahkan orang awam untuk memahami agamanya, karena pada masa ini banyak kitab tauhid yang ditulis oleh orang-orang yang berpaham MUJASSIMAH, dimana bentuk kemasan dan susunannya dibuat menarik sehingga banyak orang awam terperangkap dalam paham-paham yang tidak sesuai dengan paham Ahlu Sunnah wal Jama’ah seperti yang dipahami oleh umat islam selama ribuan tahun. Sementara itu kitab-kitab tauhid yang ditulis oleh para ulama islam kebanyakan dalam bahasa Arab dan adapula dalam bahasa melayu dengan tulisan yang orang masa sekarang sulit membacanya apalagi untuk memahaminya.
    Kemudian lagi perlu diketahui bahwa ilmu ini bukanlah hal yang baru tetapi sudah berumur ribuan tahun diawali oleh imam Abu Hasan Al-Asy’ari sebagai yang mula-mula mengkonsepnya. Ilmu ini sendiri muncul karena situasi zaman pada masa itu dimana paham Mu’tazilah yang mengandalkan rasio (akal) sudah meluas sehingga banyak orang yang meninggalkan dalil-dalil Syara’. Imam Abu Hasan Asy’ari merupakan murid dari ayah tirinya yang merupakan ulama besar Mu’tazilah dan telah pula mengajarkan  mahzab itu selama bertahun-tahun. Diceritakan bahwa Imam Abu Hasan Al-Asy’ari bermimpi selama tiga malam bertemu dengan Nabi SAW. Yang memintanya untuk memperbaiki keadaan aqidah umat karena sudah melenceng jauh dari ajaran yang dibawa oleh beliau. Imam Abu Hasan Al-Asy’ari menjawab, “Ya Rasullah, bagaimana aku dapat melakukan hal itu sedangkan aku telah menghabiskan sebagian besar umurku dengan mempelajari mahzab ini dan membahas permasalahan-permasalahannya”. Jawab Nabi SAW, “Sungguh aku tidak menyuruh engkau kecuali karena Aku telah mengetahui bahwa Allah Ta’ala akan menolongmu”. Terbangunlah beliau dari tidurnya dan dibukanya kitab-kitab yang selama ini sudah tidak dipelajarinya dan didapatinya dalil-dalil yang menjelaskan tentang hal-hal yang selama ini mereka ingkari seperti adanya Syafa’at dan melihat Allah Ta’ala ketika orang beriman sudah masuk syurga. Terbukalah hatinya  dan beliau tidak keluar dari rumahnya selama lebih kurang 15 hari. Setelah itu beliau keluar dan naik ke mimbar dihadapan masyarakat muslim. Beliau berkata “ Sesungguhnya aku tidak keluar selama beberapa waktu karena mengarang kitab ini dan mulai sekarang melepaskan dari apa yang selama ini kuyakini sebagaimana aku melepas kainku ini”. Maka dilepaskannya kainnya dan dibuangnya. Dari saat itu maka lahirlah ilmu aqidah sebagaimana yang kita kenal dan disebut  dengan mahzab Asy’ari yang sebagaimana dikatakan Imam Al-Ghozali apabila dikatakan Mahzab Ahlu Sunnah Wal Jama’ah maka itu adalah Mahzab Asy’ari dan Maturidi. Adapun Imam Maturidi juga mengkonsep mahzabnya beberapa tahun berikutnya mengikut Imam Asy’ari dengan sedikit perbedaan dalam memahami beberapa permasalahan yang bisa mempunyayi maksud yang berbeda.
    Pada masa sekarang ini terutama di Indonesia ada sebagaian orang yang mengaku mempelajari sifat duapuluh tetapi sebenarnya hanya nama saja bukan ilmu aqidah tetapi merupakan ilmu kebatinan.Banyak orang awam yang sudah tertipu sehingga tersesat dari jalan sebenarnya. Untuk itulah buku ini saya tulis supaya orang awam dapat  membedakan antara hal itu sehingga tidak timbul keraguan dalam mempelajari ilmu ini karena tidak mempelajari ilmu aqidah membuat orang mudah tergelincir dalam pemahaman yang keliru bahkan tersesat jauh mengira dirinya dapat petunjuk.
    Demikianlah semoga usaha kecil ini dapat bermanfaat disisi para pecinta ilmu dan mendapatkan pahala disisi Allah SWT sebagai simpanan bagi hamba semoga dengannya nanti dapat jadi jalan untuk mendapatkan keridhoan dan ampunan dari Tuhanku Semesta Alam, menjadi tebusan untuk kebebasan dari murka-NYA. Ya Allah, Hanya Engkaulah yang dapat mengabulkan permohonan para hamba dan yang dapat menghindarkan para hamba dari yang ditakutinya


MULYADI ASY-SYAFI’I AMD
(Konsultasi Langsung  Lewat Hp/SmS)
            Hp. 081361 032 033

Sudah diminta Izin Penyebaran
ke Jaringan Internet oleh : Aulia P. Lubis


1 komentar:

  1. saya dari malaysia. bagaimanakah cara hendak membeli kitab ini

    BalasHapus